Lama sebenarnya aku ingin menuliskan
secuil kisahku saat berada di kota yang kini akan selalu ku rindukan dan selalu
ku inginkan untuk menetap tinggal di sana. Ada satu slogan entah siapa cinptakan
slogan tersebut yang jelas slogan tersebut aku banget. Bunyinya kurang lebih
begini
~ solo, not just the city, he is story, He is history~
Pas banget kan buat ku, karena
bagiku solo tidak hanya sebuah kota begitu saja namun di sana ada berjuta cerita yang terbangun
kurang lebih selama 4 tahun aku tinggal di sana, bahagia, sedih, susah, persahabatan,
saingan, patah hati, cinta, keluarga, keilmuan, perjalanan, pengalaman, air
mata, harapan, cita-cita, ah...banyak sekali lah dan pastinya kelak itu semua
akan menjadi history, sejarah kehidupanku yang
sungguh tak ingin ku lupakan, cerita buat anak-anakku juga cucu ku saat
aku tua nanti.
Belakangan sebelum aku pergi
meninggalkan solo baru tersadar bahwa teman yang pertama ku temui dan bersama
ku kelak akan menjadi orang yang berada di detik detik terakhir akan sering
bersama ku meskipun pada pertengahan terpisah dengan berbagai cerita. Ada
beberapa kejadian yang ku amati.
Desinta, seorang teman yang sejak
awal berada di solo menjadi partner seperjuangan, bertahan hanya beberapa bulan
bersama setelah itu dia pergi menjauh kadang pun aku merasa dihianati dan
dibuang entah apa alasannya, namun di akhir akhir cerita kami pun baikan lagi
entah apa pula alasannya.
Ulfa dan wahyu pun begitu yang
awalnya akrab seperti saudara pada pertengahan kebencian meliputi mereka namun
pada akhirnya malahan mereka tinggal bersama, wahyu adalah orang pertama yang
dihubungin ulfa saat butuh bantuan.
Winda, teman pertama ku saat masih
menjadi mahasiswa baru, kami kemana-mana bersama dan kurasa kami punya
keinginan yang sama pula, hal yang gag disuka sama pula, namun saat merasa klop
eh ternyata kami dipisahkan oleh pembagian kelas, aku ada di kelas A dan winda
ada di kelas B finally kita terpisahlah secara jadwal kelas kami yang berbeda juga ditambah kegiatan
organisasi kita beda alhasil kita makin jauh, jarang ketemu hingga sibuk dengan
urusan masing – masing, aaa...walaupun ada pada satu titik kami berada di
organisasi sama yakni asisten laboratorium namun karena lama tak berhugungan
intens ya sama saja seperti orang baru kenal lagi. Sampai pada saat kami
menyelesaikan tugas akhir yakni skripsi yang kebetulan sekali kami satu dosen
pembimbing alhasil kita bertemu dan bersama lagi sampai bisa menyelesaikan
skripsi, main, makan, ayah menghabiskan waktu bersama layaknya dua mahasiswa
anak kost haha namun sayang nya kita tidak punya foto wisuda bersama hymmm
sedihnya.... tapi tak apa lah yang penting esensi dari pertemanan itu sendiri.
Kamu merasa gag sih kalau begitu kisah kita? Ingatkah dulu awal kita bertemu?
Ah windaa semoga disa kamu tak kan melupakan ku yang berada jauh di sini Hehe.
Eymmm rasanya aku juga ingin
menyebutkan sahabat sahabatku kuliah di paud, sebut saja ema, athin, aini,
dyana, festy haha yang tergabung dalam 4 autis termasuk aku di dalamnya, ela,
beki yang kadang gokilnyaaaa, laili yang santun marlina yang polosnya cempreng
dan yang lainnya.
Solo, di mana aku menemukan keluarga
secara aku juga jauh dari rumah juga keluarga, sendiri tanpa sanak di kota yang
dulu asing bagiku dan di sana aku menemukan rumah, keluarga. Laboratorium
tempat dimana aku bergabung awalnya aku mengejar eksistensi,juga ilmu namun
ternyata aku mendapatkan keluarga katanya hehehe walaupun sampai sekarang aku
belum mendapatkan itu secara umum, juga sampai sekarang aku belum bisa manaruh
cinta ku pada rumah itu. namun kedekatan hati terhadap personel didalamnya ku
dapatkan dan aku menganggapnya keluarga, yah walauppun aku jarang sekali
merindukan mereka, aku suka melihat kedekatan mereka, bercandanya, akrabnya
mereka walaupun begitu sesekali aku sangat merindukan mereka. Alfian yang
sabar, pe’i yang gokil tingkat dewa, lia yang keras kepala nyebelin, ojan si
tanpa ekspresi, helmi gokil tapi temperamen, ucup yang baik, yunita yang selalu
menjadi penengah antara aku dan lia,dengan sabarnya bergantian menemani kami
walau kadang aku merasa dihianati, athok yang aneh tapi sebenernya baik,
rohmadi yang kocak, isti si ratu pop, erin yang tanggung jawab, dina, ipul,
dewi, lisa yang jutek galak, emiya yang enak banget buat dikerjain haha yang
mengakuiku sebagai kakak ipar, sarah, rara, dll, kalian akat tetap jadi
keluarga ku. Eh satu lagi seorang yang paling penting dalam bagian ini. Bu
ummi, entahlah susah sekali memahami ibu yang satu ini, terkadang gampang
bercanda terkadang pun bercanda itu serius bagiku orang paling sulit dipahami
namun beliau adalah orang yang punya banyak kasih sayang buat siapapun,
walaupun terkadang aku kurang nyaman berada dideat beliau namun aku punya
banyak hutang budi kepada beliau, bu ummi juga bagian terpenting selama
perjalananku berada di kota solo dengan banyak pengalaman, nasihat serta ilmu
yang ku dapat dari beliau juga kasih cinta seorang yang lebih kepada kakak,
Hehe karena beliau gag mau kalau dosebut ibu. Terima kasih bu ummi atas
semuanya. Walaupun engkau sulit ku pahami namun engkau adalah bagian terpenting
dalam history ku di kota solo.
Bicara soal keluarga yang lain ah
mungkin lebih enak langsung ku sebut keluarga ikatan mahasiswa Muhammadiyah.
Yah ketika bicara soal ikatan yang
satu ini tak kan pernah ada habisnya. Hampir seluruhnya kehidupan 4 tahun ku
diwarnai ikatan ini. Bahkan sampai sekarang.
Keluarga mas mansur, cabang,
instruktur hingga mungkin dpd.
Imm telah membawa banyak perubahan
dalam hidupku, dari ikatan ini aku mendapatkan banyak ilmu, banyak saudara juga
tempat tempat dimana tak pernah sekalipun kubayang kan bisa pergi pergi ketempat itu. Maklum lah
dari kecil hidupku begini begini saja tak ada yang nenarik dan selalu dalam
kotak, tapi kota solo dengan ikatannya telah membawaku kemana saja, mengenal
banyak orang, mulai dari ochy yang dibandung. mas arif ,mas irfan, miko, okta,
Hafidz, jiki, daus, anton, umar, ica, mbak dwi, tegar dkk yang berada di
Banyumas. Mbak ratna, teguh, andi, galang, laila, win, acan, ayis, maulidin,
wahid dkk yang berada di Purworejo. Dhek Lukman, vani, nining dkk yang ada di
Magelang. Karim, tia, azkia, dewi dkk yang ada di Salatiga. Tio, ziya dkk yang
ada di pekalongan. Nuzula dkk yang ada di Kebumen, wahid dkk yang ada di
kendal, meirza, caca, wulan, mas ipin, dkk yang ada di semarang. Yuke, bani,
uma, shofia, dkk yang ada di kudus. Toni, aim, husin, dkk yang ada di Jepara.
Yedi, nur, budi, nanang, maman, dkk yang ada di Surakarta. Waaahhhh kalau ku
sebut kota Sukoharjo eymmm banyak sekali karena di sinilah rumahku, tempatku
juga keluarga ku. Tak ku sebutin ya kalau Sukoharjo hahha maaf lho ya bukannya
diskriminasi namun banyak sekali. Kapan kapan lah akan ku tuliskan di episode
sendiri tentang Sukoharjo.
Universitas Muhammadiyah Surakarta, yah
dari sinilah aku mengenal dunia, aku berasa sangat terlambat sekaligus
bersyukur pernah merasakan betapa luasnya dunia ini, betapa kaya nya dunia ini,
betapa banyak hal yang blm pernah aku alami. Bagaimana perjuangan ku kkuliah
dengan berbagai keterbatasan dan selalu ada kemudahan yang Allah berikan entah
dari pintu mana dan bentuk apa.
AH...aku kok jadi bingung ya
menuliskan mulai dari mana, malah Berantakan nggak urut, sebenarnya yang ingin
ku tuliskan adalah betapa solo/Surakarta begitu berarti buatku, buat ceritaku,
buat sejarahku. Rasanya begitu cepatnya serasa yang ku alami padahal cukup lama
aku berada di sana, 3 tahun 10 bulan, yah.... pembulatan angka 4 tahun lah yaa.
Lumayan lama juga bukan ternyata aku ada di kota itu, kota yang makin hari
makin ku cintai. Dan sekarang mulai ku rindukan, berusaha bertahan hidup dengan
segala kekurangan dan kelebihan, berusaha agar tidak merasa sendiri walaupun
memang ditinggalkan, berusaha menjadi baik walaupun tidak baik, berusaha
mencintai dan dicintai, berusaha mencairi dan mencari.
Yes........
Solo, juts not the city, he story,
he is history