Kamis, 13 Februari 2020

~Pertemuan~


Kak! Kudengar ada yang memanggil ku, tapi ku birkan lalu begitu saja karena pikirku tak mungkin ada yang memanggil ku di tempat ini, kampus 2 dan perpustakaan bukan tempat biasa teman teman ku nongkrong atau sekedar berkumpul untuk mengerjakan  tugas kuliah, ,mereka lebih memilih kumpul di rumah siapa atau kos siapa. Sore sore begini memang selalu menyenangan berada di kampus 2 dan perpustakaan, tak banyak orang, adem, karena jam segini kelas sudah banyak selesai hanya tinggal kelas pengganti, atau mahasiswa teknik yang tugasnya seabrek, mungkin hanya beberapa mahasiswa yang menyukai membaca dan perpustakaan, suasana yang seperti ini cocok untuk ku menghabiskan sisa hari sebelum pulang dan memulai kelas malam.
 Kak! suara itu memanggilku lagi, ku putuskan untuk menoleh dan melihat siapa.
Ternyata sosok laki laki lebih tinggi dari ku, celana jins panjang longgar dengan saku besar pada kanan kiri nya, jaket biru khas fashion anak tahun 90 an yang sebenarnya jarang ku temui di kampus, memakai tas selempang sebesar map ukuran folio. Berjalan ke arahku dengan sedikit berlari, entah apa yang membuatnya terlihat terburu buru seolah sedang mengejarku. Setelah agak dekat kujawab panggilannya “iya? Kamu memanggilku?” karena aku tak begitu familiar dengan wajah dan postur tubuhnya.
“hay kak! Aku pik partner kamu satu bidang” sambil menjulurkan tangan seolah  mengajak berjabat tangan dia menjawab pertanyaan ku dan sedikit memperkenalkna dirinya. Sepersekian detik aku mengaduk ngaduk memoriku tentang laki laki ini sedikit agak lama ku menemukannya “eymm oh iya, kamu yang ketua bidang ku itu kan? Maaf aku belum tau kamu yang mana” dengan ekspresi nyengir ku jawab dan menelangkupkan kedua telapak tangan “maaf begini saja ya salamannya” karena memang aku membatasi untuk bersentuhan dengan laki laki. “iya tak apa” jawabnya “ aku sebenarnya sudah pernah bertemu dengan mu beberapa kali” sambungnya “ oh iya? Hehe maaf ya aku orang nya tidak mudah menghafal orang apa lagi jika bertemunya taka da obrolan yang Panjang atau hanya sekedar berkenalan” aku langsung menyahut dengan nada yang kaget “ haha tak apa, santai…aku mengerti” jawabnya sambal tertawa solah dia sudah biasa dengan situasi seperti ini.
Aku memang anak baru beberapa bulan berada di organisasi itu dan sudah mendapat amanah seperti merekan yang sudah berada di  2 tahun, entah pantas atau tidak yang ku dapatkan ini entah disebut keberuntungan atau sebuah amanah yang keren atau sebuah beban yang berat. “kamu punya waktu sore ini kak? Aku ingin ngobrol denagnmu ” kaliamatnya membuyarkan sedikit lamunanku, “eh.. eh iya, ada, mau ngobrolin apa?” sedikit tergagap ku sahut pertanyaannya dan dengan cepat ku buat seolah aku biasa saja menghadapi laki-laki ini yang jujur saja mengagetkan ku dengan tampang dan gayanya bersama segudang pertanyaan besar bergelantungan di kepalaku. “begini, kita kan partner dibidang yang sama, dan kita sudah harus mulai menyusun program kerja dan persiapan pelantikan nanti”  jelasnya  “ sebentar, sebelum kesana aku masih penasaran deh, kalian ini bisa tau aku dari mana? Dan kenapa milih aku sebagai partner dibidang ini? Secara aku masih baru,lagi pula aku juga enggak tau apa-apa soal organisasi ini dan masih belajar”. Sambil jalan perlahan dan cari tempat untuk bisa ngobrol enak aku mulai dengan meminta penjelasan, “eh mas, duduk disana aja yuk biar enak ngobrolnya” aku nunjuk sebuah anak tangga yang lebar dan teduh tepat dibawah pohon yang rindang agar sinar matahari sore tidak begitu terasa karena tertutup oleh pohon, areal perpustakaan ini memang banyak pohon yang rindang sehingga tidak salah kalau dijadikan tempat ngumpul para mahasiswa untuk sekedar ngobrol sore atau kajian kajian kecil. “ boleh” sahutnya kami duduk berhadapan dan dia mulai menjelaskan “oh itu? Kenapa?”, “ enggak sih cuma binggung aja” jawabku “sebenarnya aku sudah tau kamu dari awal kamu masuk kampus ini, dan aku tau kamu dari teman sekamar ku,eymm aku sih yang nanya dan dia cerita tentang mu, background organisasi mu, makanya aku milih kamu jadi partner ku karena pikirku kamu bakalan cocok ada di bidang ini” jelasnya “heymm tapi kan organisasi sebelumnya ranah gerakannya berbeda ya walaupun keduanya lahir dari induk organisasi yang sama, dan aku juga belum tau apa apa lho” tambah ku “ tak apalah kak nanti kita sama sama belajar” dia mencoba menyakinkan ku “baiklah I’ll try,” jawabku sambil kuimbuhkan senyum optimis dan dia pun membalas senyum ku seolah berkata yes. “baiklah kalau begitu kita mulai dari mana pembahasannya?” aku mulai meminta segera membahasnya “jadi, tugas kita adalah menyusun program kerja bidang ini dilingkupan internal dan eksternal, nah nanti kita bagi siapa di internal dan siapa di eksternal. Aku sudah buat draft beberapa proker atau program kerja  formalitas dan ritualitas yang ada di bidang kita dari tahun ke tahun. Nanti menurutmu mau ditambahin atau dikurangin, terserah kita diskusi saja” begitu penjelasannya yang entah kenapa tiba tiba dia terlihhat keren saat menjelaskan itu, sambil mengeluarkan laptop dari tas oldiesnya. ya sih tampilannya memang tidak seperti kebanyakan mahasiswa yang modis layaknya idola para gadis tapi lebih ke yang anak gaul berantakan tapi masih good looking lah. Dinyalakannya laptop, diposisikan sedikit dimiring sehingga kami berdua bisa melihat dengan jelas, hymm benar seperti dugaanku pria ini memang tampilan luar berantakan tapi rapi didalam. Terlihat dari bagaimana tata letak file di laptopnya, tersusun rapih perjudul, pertopik, dan ah aku suka pengaturannya. Pik mulai menjelaskan satu persatu proker yang ia perlihatkan, aku menyimak dengan seksama penjelasannya, mulai mencoba memahami setiap detail penjelasanya dan ternyata banyak hal baru yang kudapatkan. “ eh tunggu deh mas pik, segini banyaknya itu dikerjakan dalam setahun? Apa enggak padet nantinya? Trus dengan bidang yang lain gimana?” dengan keluguan aku bertanya “makanya itu kita perlu diskusiin ini berdua mana prioritas dan mana yang kalau tidak bisa kekejar untuk dikerjakan tidak akan pengaruh apa apa” dia mulai menjelaskan lagi panjang lebar, kami berdiskusi panjang saling bertukar ide dan gagasan, sampai tak terasa sekitar mulai sepi, satu persatu mahasiswa yang tadinya banyak mulai menghilang, disebelah barat langit juga sudah mulai terlihat memerah dan kami tersadarkan oleh suara tilawah dari masjid kampus yang menandakan bahwa waktu maghrib akan segera tiba. “ eh mas, kayaknya udah mau maghrib nih dan aku harus segera balik, ada kelas sehabis sholat maghrib lagi pula jamaah sholat maghribku wajib dan diabsen kayak anak TK gitu hehe” aku kasih kode bahwa aku harus segera balik “ eh iya kak, sorry enggak kerasa udah mau maghrib gini, tapi ini kan belum selesai, kalau besok kamu ada waktu? Karena lusa kita mulai rapat besar di secretariat” tambahnya “ iya mas, boleh, jam nya seperti hari ini saja ya, tempat juga disini, gimana?” tawarku “ iyaa siap,,, aku besok seharian kosong enggak ada kuliah” dia meng iyakan tawaran ku dan  aku hanya menjawab dengan  senyum sambil mengacungkan jempol. Setelah berberes kami berjalan bersama untuk pulang, “ oh iya kak, kamu pulang naik apa?” pertanyaannya memecahkan keheningan diantara kami saat berjalan menuju pulang, “jalan kaki mas” jawabku “serius? Ku antar saja ya? Jauh lho, aku bawa motor kok” sedikit kaget dengan tawarannya, karena ku kira dia tidak bisa boncengan dengan wanita, secara yang ku tau dia tinggal di salah satu pondok kampus kami. “hehe, enggak usah mas, aku jalan kaki saja, udah biasa kok” sambil sedikit nyengir aku berusaha menolak dengan halus, berharap dia juga tidak tersinggung dengan penolakan ku “ baiklah, ini sudah sampai parkiran. Aku pulang dulu kalau gitu ya, kamu hati hati dijalan kak!” sambungnya “okay, Assalamu’alaikum, sampai bertemu besok mas.” Jawab ku mengakhiri pertemuan kami. Aku meneruskan perjalanan pulang, dalam hati, semoga laki laki ini bisa menjadi teman diskusi, dan semoga nanti aku bisa cocok berpartner dengan nya. Baik juga sih orang ini, sambil senyum senyum aku mengingat kembali diskusi kami tadi, dan tak terasa aku sudah sampai kamar.