Jumat, 18 November 2022

M E M U L A I



Banyak hal yang ingin aku bagi, tapi harus mulai dari mana, aku tidak bisa.

Dari beberapa tahun lalu aku mulai terlatih untuk tidak membagi apapun dengan siapapun termasuk apa yang sedang kulakukan, juga keberadaanku apalagi keadaanku. 

Everything on my signal.

Berkaca dari kejadian sebelumnya yang menimpaku, berharap terlalu besar karena berada dicyrcle menganggap semua akan sama, baik itu visi atau paling tidak keberadaan makhluk bermuka banyak itu punah di kelompok ini. Lagian juga apa yang mau diperebutkan? semuanya sudah porsi masing-masing yang sudah ada SOP dari pusat. Mau rebutan kenaikan jabatan? oh... tidak akan ada. Dalam pikiran ku sih begitu. tapi nyatanya tidak dong, yang diperebutkan adalah label "baik".  Singkat cerita aku akhirnya menjadi orang yang sangat berbeda dari 30 tahun aku tumbuh dan berkembang didunia luar. Lebih berhati hati-hati untuk bercerita dan membagikan kisah.


Kisah-kisah menyakitkan yang sebelumnya aku hanya mendapatkan cerita dari orang ketiga, terkadang pelaku dan korban, mungkin bisa dibilang pemeran utama, mendengarkan kemudian jengkel dengan sendirinya karena cerita tersebut, lalu mengeluarkan kata sabar, i feel you, tenang ada Allah, empati, mendoakan terkadang saran-saran yang entah sebenarnya berguna baginya atau tidak, aku hanya berusaha sebaik mungkin menjadi tempat bercerita mereka.

Kali ini sedang giliranku merasakan menjadi pemeran utama atas kisah menyakitkan itu. Pertanyaan kenapa, mengapa, bagaimana, apa, yang rasanya dunia ini runtuh, hancur, air mata jangan ditanyakan seberapa banyak keluar, kemarahan jangan dibahas seberapa murka, hati tentu saja hancur tidak lagi berkeping, melainkan sudah menjadi abu. 

Ternyata inilah yang mereka rasakan, saat mulut tak bisa lagi berkata, yang seharusnya kemudian dibahasakan dengan air mata, tapi air matapun ternyata juga sampai tak bisa berbahasa, kalau ada yang menyadari, mata itu juga sampai kosong. Ini seperti zombie yang hidup lagi dalam diri setelah beberapa tahun menghilang.

Otakku sebenarnya sudah tidak sanggup lagi menampung jutaan pertanyaan, kepingan rekaman kejadian. Dan kini saat butuh membagi aku sudah lupa bagaimana cara memulainya. 


Mau bercerita pada manusia ah aku malu, atau ditulis seperti biasanya saat tak mampu berlisan juga tidak bisa keluar, mau dituliskan seperti apa tidak bisa memulai. Semua jenis kata tercekat.