Selasa, 20 Desember 2011

Ketika Allah Menyapa


Ketika Allah menyapa kita…

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar" (Ali Imran:142)
Musibah seolah tak jemu menyapa Negara kita tercinta nun di seberang sana, dengan silih bergantinya bencana alam yang menyisakan korban yang tak sedikit jumlahnya. Akhir-akhir ini, kita teramat sering dikejutkan dan dibuat prihatin dengan peristiwa gempa bumi yang acap kali mengguncang daerah-daerah Indonesia, yang memaksa penduduk mengungsi meninggalkan rumah dan tanah mereka demi mengelakkan semakin meningginya angka korban jiwa maupun harta. Gunung-gunung berapi di beberapa wilayah seolah tak ingin ketinggalan, semakin aktif dan memuntahkan isi kandungannya.
Baru saja bencana banjir berulang kali terjadi, bahkan tsunami telah dua kali menggemparkan seluruh penduduk Indonesia di Sumatra dan Jawa dan menyedot perhatian seluruh penduduk dunia, tapi sekarang dibeberapa bahagian negeri, penduduk menjerit kekurangan air akibat kemarau panjang dan tiada hujan. Bahkan malah di beberapa kecamatan bagian tengah pulau Jawa, lumpur panas menyembur dari dalam tanah, menggenangi kawasan pemukiman penduduk.
Berbagai tanya terkadang muncul di benak kita, apakah ini hanya sekedar cobaan dari Allah untuk menguji keimanan para hamba-Nya di Negara yang paling banyak pemeluk Islamnya? Apakah ini memang hanya ujian untuk melihat siapa yang paling sabar dan tahan banting diantara hamba-hamba-Nya yang mengaku beriman dengan risalah Rasul-Nya? Sebagaimana firman Allah:
Maksudnya:
Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira, bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah ber-iman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS. Al- Ankabut: 1-2(
Atau malah ini merupakan azab atas kedurhakaan dalam mematuhi perintah-Nya dan kelalaian dalam mengamalkan ajaran Nabi-Nya? Mugkinkah Allah swt menurunkan siksanya karena kemaksiatan dan kerusakan yang semakin merajalela, sebagaimana firman Allah swt yang berbunyi:
Maksudnya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar))” Surat Ar-Ruum ayat 41)
Ada sebuah kisah yang bisa kita jadikan renungan sembari menjawab kedua pertanyaan diatas…
Alkisah, seorang mandor pada proyek bangunan yang berada di atas tembok yang sangat tinggi mau menyampaikan pesan penting kepada para pekerjanya yang ada di bawah.
Sang mandor itu berteriak-teriak, tetapi temannya tidak ada yang bisa mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan hiruk pikuk kesibukan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia belaka.
Oleh karena itu untuk menarik perhatian orang yang ada di bawahnya, ia mencoba melemparkan beberapa uang logam di depan para pekerja. Mereka berhenti bekerja sejenak, mengambil uang itu lalu bekerja kembali seperti semula dengan rutinitas masing-masing tampa menoleh sedikit pun kearah datangnya uang tadi. Mandor itu mencoba lagi, berkali-kali, tetapi hasilnya tetap sama, tidak seorang pun yang menoleh kearahnya.
Tiba-tiba ia mendapat ide. Ia mengambil beberapa batu kecil lalu melemparkannya ke arah para pekerja di bawahnya. Batu-batu itu jatuh tepat mengenai kepala mereka, dan karena merasa sakit, semuanya serentak menengadah ke atas. Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesan penting yang dari tadi ingin segera disampaikannya.
Dalam kehidupan ini, Allah seringkali menyapa kita dengan berbagai nikmat-Nya, seperti kisah sang mandor yang melemparkan uang logam pada para pekerja tadi. Tapi itu tak cukup membuat kita menoleh kepada Allah. Nikmat-nikmat itu seolah tidak bisa membuat para hamba-Nya menengadah kepada Sang Pemberi nikmat… Karena itu, agar kita senantiasa ingat kepada-Nya dan tidak jauh terlalai dari Al-Quran dan sunnah Rasul-Nya, Allah menyapa kita dengan menjatuhkan "batu kecil" diatas kepala kita. Yang dapat membuat kita semua menengadah kepada-Nya, bahkan dengan serempak dalam waktu yang bersamaan…Wallahu a'lam…
KISAH SEORANG PENDOA
Ketika aku memohon pada Allah suatu kekuatan, Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat
Ketika aku memohon pada Allah kebijaksanaan, Allah memberiku masalah untuk ku pecahkan
Ketika aku meminta kesejahteraan, Allah memberiku akal untuk berfikir
Ketika aku meminta keberanian, Allah memberikan kondisi berbahaya untuk segera ku atasi
Ketika aku meminta sebuah cinta, Allah memberiku orang –orang bermasalah untuk kutolong
Ketika aku meminta bantuan, Allah selalu memberiku kesempatan untuk berbuat

Sungguh aku tidak menerima apa yang aku pinta
tapi aku menerima segala yang kubutuhkan
Do'aku terjawab sudah








Tidak ada komentar: