Sabtu, 27 Februari 2016

solo ~ juts not the city, he is story, he is history



Lama sebenarnya aku ingin menuliskan secuil kisahku saat berada di kota yang kini akan selalu ku rindukan dan selalu ku inginkan untuk menetap tinggal di sana. Ada satu slogan entah siapa cinptakan slogan tersebut yang jelas slogan tersebut aku banget. Bunyinya kurang lebih begini
~ solo, not just  the city, he is story, He is history~

Pas banget kan buat ku, karena bagiku solo tidak hanya sebuah kota begitu saja namun  di sana ada berjuta cerita yang terbangun kurang lebih selama 4 tahun aku tinggal di sana, bahagia, sedih, susah, persahabatan, saingan, patah hati, cinta, keluarga, keilmuan, perjalanan, pengalaman, air mata, harapan, cita-cita, ah...banyak sekali lah dan pastinya kelak itu semua akan menjadi history, sejarah kehidupanku yang  sungguh tak ingin ku lupakan, cerita buat anak-anakku juga cucu ku saat aku tua nanti.
Belakangan sebelum aku pergi meninggalkan solo baru tersadar bahwa teman yang pertama ku temui dan bersama ku kelak akan menjadi orang yang berada di detik detik terakhir akan sering bersama ku meskipun pada pertengahan terpisah dengan berbagai cerita. Ada beberapa kejadian yang ku amati.
Desinta, seorang teman yang sejak awal berada di solo menjadi partner seperjuangan, bertahan hanya beberapa bulan bersama setelah itu dia pergi menjauh kadang pun aku merasa dihianati dan dibuang entah apa alasannya, namun di akhir akhir cerita kami pun baikan lagi entah apa pula alasannya.
Ulfa dan wahyu pun begitu yang awalnya akrab seperti saudara pada pertengahan kebencian meliputi mereka namun pada akhirnya malahan mereka tinggal bersama, wahyu adalah orang pertama yang dihubungin ulfa saat butuh bantuan.
Winda, teman pertama ku saat masih menjadi mahasiswa baru, kami kemana-mana bersama dan kurasa kami punya keinginan yang sama pula, hal yang gag disuka sama pula, namun saat merasa klop eh ternyata kami dipisahkan oleh pembagian kelas, aku ada di kelas A dan winda ada di kelas B finally kita terpisahlah secara jadwal kelas  kami yang berbeda juga ditambah kegiatan organisasi kita beda alhasil kita makin jauh, jarang ketemu hingga sibuk dengan urusan masing – masing, aaa...walaupun ada pada satu titik kami berada di organisasi sama yakni asisten laboratorium namun karena lama tak berhugungan intens ya sama saja seperti orang baru kenal lagi. Sampai pada saat kami menyelesaikan tugas akhir yakni skripsi yang kebetulan sekali kami satu dosen pembimbing alhasil kita bertemu dan bersama lagi sampai bisa menyelesaikan skripsi, main, makan, ayah menghabiskan waktu bersama layaknya dua mahasiswa anak kost haha namun sayang nya kita tidak punya foto wisuda bersama hymmm sedihnya.... tapi tak apa lah yang penting esensi dari pertemanan itu sendiri. Kamu merasa gag sih kalau begitu kisah kita? Ingatkah dulu awal kita bertemu? Ah windaa semoga disa kamu tak kan melupakan ku yang berada jauh di sini Hehe.
Eymmm rasanya aku juga ingin menyebutkan sahabat sahabatku kuliah di paud, sebut saja ema, athin, aini, dyana, festy haha yang tergabung dalam 4 autis termasuk aku di dalamnya, ela, beki yang kadang gokilnyaaaa, laili yang santun marlina yang polosnya cempreng dan yang lainnya.
Solo, di mana aku menemukan keluarga secara aku juga jauh dari rumah juga keluarga, sendiri tanpa sanak di kota yang dulu asing bagiku dan di sana aku menemukan rumah, keluarga. Laboratorium tempat dimana aku bergabung awalnya aku mengejar eksistensi,juga ilmu namun ternyata aku mendapatkan keluarga katanya hehehe walaupun sampai sekarang aku belum mendapatkan itu secara umum, juga sampai sekarang aku belum bisa manaruh cinta ku pada rumah itu. namun kedekatan hati terhadap personel didalamnya ku dapatkan dan aku menganggapnya keluarga, yah walauppun aku jarang sekali merindukan mereka, aku suka melihat kedekatan mereka, bercandanya, akrabnya mereka walaupun begitu sesekali aku sangat merindukan mereka. Alfian yang sabar, pe’i yang gokil tingkat dewa, lia yang keras kepala nyebelin, ojan si tanpa ekspresi, helmi gokil tapi temperamen, ucup yang baik, yunita yang selalu menjadi penengah antara aku dan lia,dengan sabarnya bergantian menemani kami walau kadang aku merasa dihianati, athok yang aneh tapi sebenernya baik, rohmadi yang kocak, isti si ratu pop, erin yang tanggung jawab, dina, ipul, dewi, lisa yang jutek galak, emiya yang enak banget buat dikerjain haha yang mengakuiku sebagai kakak ipar, sarah, rara, dll, kalian akat tetap jadi keluarga ku. Eh satu lagi seorang yang paling penting dalam bagian ini. Bu ummi, entahlah susah sekali memahami ibu yang satu ini, terkadang gampang bercanda terkadang pun bercanda itu serius bagiku orang paling sulit dipahami namun beliau adalah orang yang punya banyak kasih sayang buat siapapun, walaupun terkadang aku kurang nyaman berada dideat beliau namun aku punya banyak hutang budi kepada beliau, bu ummi juga bagian terpenting selama perjalananku berada di kota solo dengan banyak pengalaman, nasihat serta ilmu yang ku dapat dari beliau juga kasih cinta seorang yang lebih kepada kakak, Hehe karena beliau gag mau kalau dosebut ibu. Terima kasih bu ummi atas semuanya. Walaupun engkau sulit ku pahami namun engkau adalah bagian terpenting dalam history ku di kota solo.
Bicara soal keluarga yang lain ah mungkin lebih enak langsung ku sebut keluarga ikatan mahasiswa Muhammadiyah.
Yah ketika bicara soal ikatan yang satu ini tak kan pernah ada habisnya. Hampir seluruhnya kehidupan 4 tahun ku diwarnai ikatan ini. Bahkan sampai sekarang.
Keluarga mas mansur, cabang, instruktur hingga mungkin dpd.
Imm telah membawa banyak perubahan dalam hidupku, dari ikatan ini aku mendapatkan banyak ilmu, banyak saudara juga tempat tempat dimana tak pernah sekalipun kubayang kan  bisa pergi pergi ketempat itu. Maklum lah dari kecil hidupku begini begini saja tak ada yang nenarik dan selalu dalam kotak, tapi kota solo dengan ikatannya telah membawaku kemana saja, mengenal banyak orang, mulai dari ochy yang dibandung. mas arif ,mas irfan, miko, okta, Hafidz, jiki, daus, anton, umar, ica, mbak dwi, tegar dkk yang berada di Banyumas. Mbak ratna, teguh, andi, galang, laila, win, acan, ayis, maulidin, wahid dkk yang berada di Purworejo. Dhek Lukman, vani, nining dkk yang ada di Magelang. Karim, tia, azkia, dewi dkk yang ada di Salatiga. Tio, ziya dkk yang ada di pekalongan. Nuzula dkk yang ada di Kebumen, wahid dkk yang ada di kendal, meirza, caca, wulan, mas ipin, dkk yang ada di semarang. Yuke, bani, uma, shofia, dkk yang ada di kudus. Toni, aim, husin, dkk yang ada di Jepara. Yedi, nur, budi, nanang, maman, dkk yang ada di Surakarta. Waaahhhh kalau ku sebut kota Sukoharjo eymmm banyak sekali karena di sinilah rumahku, tempatku juga keluarga ku. Tak ku sebutin ya kalau Sukoharjo hahha maaf lho ya bukannya diskriminasi namun banyak sekali. Kapan kapan lah akan ku tuliskan di episode sendiri tentang Sukoharjo.
Universitas Muhammadiyah Surakarta, yah dari sinilah aku mengenal dunia, aku berasa sangat terlambat sekaligus bersyukur pernah merasakan betapa luasnya dunia ini, betapa kaya nya dunia ini, betapa banyak hal yang blm pernah aku alami. Bagaimana perjuangan ku kkuliah dengan berbagai keterbatasan dan selalu ada kemudahan yang Allah berikan entah dari pintu mana dan bentuk apa.
AH...aku kok jadi bingung ya menuliskan mulai dari mana, malah Berantakan nggak urut, sebenarnya yang ingin ku tuliskan adalah betapa solo/Surakarta begitu berarti buatku, buat ceritaku, buat sejarahku. Rasanya begitu cepatnya serasa yang ku alami padahal cukup lama aku berada di sana, 3 tahun 10 bulan, yah.... pembulatan angka 4 tahun lah yaa. Lumayan lama juga bukan ternyata aku ada di kota itu, kota yang makin hari makin ku cintai. Dan sekarang mulai ku rindukan, berusaha bertahan hidup dengan segala kekurangan dan kelebihan, berusaha agar tidak merasa sendiri walaupun memang ditinggalkan, berusaha menjadi baik walaupun tidak baik, berusaha mencintai dan dicintai, berusaha mencairi dan mencari.

Yes........
Solo, juts not the city, he story, he is history

Tidak ada komentar: